Malam itu susah sekali mata ini ku
pejamkan. Tidak tau mengapa saat itu hatiku sangat berdebar-debar. Aku ingin
sekali cepat-cepat sang rembulan digantikan oleh matahari yang bersinar. Siapa
yang tidak senang jika menjalin cinta sudah mencapai 1 tahun? Itulah yang
kurasakan karena esok adalah 1st year
Anniversary aku dengan pacarku. Dia adalah Dicky Muhammad Prasetya. Cowok
berbehel yang sudah mengunci cintaku untuknya selama satu tahun ini. Kado sudah
ku siapkan sebelum seminggu hari H. Aku berharap dia suka dengan gadget
bergambar Stitch kesukaannya. Susah sekali aku mencari kado special itu. Aku
harus menyisihkan sebagian uang jajanku untuknya. Tiiiiitttt,,,,,,,, mobilephone ku berbunyi. Ada satu pesan masuk.
Ternyata pesan itu dari kekasihku, Dicky. hatiku dagdigdug saat akan membuka
sms darinya. Apa ya is isms itu. Akankah ucapan Happy 1st Year
Anniversary kita jadian. Karena saat ini pukul 00.01. berarti hari ini sudah
tanggal 10 Oktober 2012 dan tepat 1 tahun jadianku dengan Dicky. ku buka sms
dari DIcky. DDEEGGGG,,,, hatiku hancur membaca sms dari Dicky.
From
: Behel Honey
Maaf
Es, kita udah nggak bisa ngelanjutin hubungan kita. Mungkin cukup sampai disini
aja. kita putus. Gue juga mau ngucapin 1st
Year Anniversary. Thanx buat semuanya. Dicky :*
Butir mutiara jatuh dari mataku.
Apakah ini benar terjadi? Ataukah ini hanya mimpi? Dicky, kenapa kamu tega sama
aku. Aku mencoba sms dia. Berharap ini semua hanyalah leluconnya. 1 menit, 2
menit, 5 menit, hingga 30 menit tak ada satu sms masuk. Kenapa Dicky? aku coba
untuk menelponya dan hasilnya nihil. Nomernya tidak aktif. Ya Allah, inikah
hadiah atas 1 tahun hubunganku dengan Dicky.
ESOK
HARI
Ku susuri jalan dengan mata
mengeluarkan air mata. Aku masih belum bisa menerima keputusan ini. Kenapa hari
yang seharusnya berarti untukku harus bertolak belakang dengan keinginanku.
Harus pada siapa ku memberikan kado ini. Saat ku menyusuri jalan, aku terheran
orang yang berada di ujung jalan. Aku melihat sesosok pria yang sangat ku
kenali. Itu Dicky. tapi, ada sesesorang yang membonceng. Siapa wanita yang
dibonceng olehnya? Itu Candy sahabatku. Ada hubungan apa Candy dan Dicky?
mengapa mereka bercanda tawa dengan mesra. Harusnya aku yang dibonceng di sana.
Ku percepat jalanku menuju sekolah. Aku ingin tahu tentang ini semu?
KELAS
“Esti, Happy 1st Year
Anniversary yaa!! Tambah langgeng deh,” teriak sahabatku Zella. “Dicky, mutusin
hubungan ini semalem. Tadi aku juga liat Dicky boncengan sama Candy” Ucapku
menangis. “Apa?? Putuss??? Dan Candy?? Ini nggak mungkin terjadi! Candy sahabat
kita, nggak mungkin kalian putus gara-gara Candy.” Ucap Zella tak percaya.
“Tapi tadi aku liat sendiri pake mataku, kalau mereka itu boncengan! Apa kurang
jelas semua ini. “ bentakku. “Yang bener Es,! Keterlaluan Candy, pacar sahabat
sendiri direbut.” amarah Zella keluar. “Percuma gue udah susah payah nyari IPad
gambar Stitch. Pasti dia lebih senang dengan pacarnya sekarang dari pada kado
pemberian dari aku.” Sedihku. “Lu harus tegar ya Es! Gue yakin, hukum alam
pasti bakal balas mereka jauh lebih sakit dari pada ini.” Zella menyemangatiku.
“Thanx ya Zel! Kamu emang sahabat yang bisa ngertiin perasaan ku sekarang. Aku
nggak tau harus cerita ke siapa lagi kalau bukan ke kamu.”
Saat aku dan Zella sedang mengobrol,
“Estiiiii,,,,, ! gawat banget. DIcky” ucap temanku terengah-engah. “Dicky
kenapa Boy??” tanyaku. “Dicky sama Candy kecelakaan.??”
BRRRRUUUKKKK…. Seketika kado yang
tadi ku pegang terjatuh. “Apaa??? Astagfirulloh!! Sekarang mereka di mana??”
tanyaku panic. “Mereka sekarang masih di depan sekolah! Guru-guru masih manggil
ambulance. Mendingan lu sekarang ke sana.”
Aku langsung berlari ke depan
sekolah. Tuhan sangat tidak adil padaku. Aku sudah cukup sakit dengan putus
sama Dicky. dan mengapa sekarang Tuhan harus member cobaan yang lebih padaku??
Aku tak mau jika harus kehilangan orang yang sangat aku cintai dan sayangi. Ya
Tuhan, janganlah engkau mengambil malaikatku. Air mata ini tak bisa ku tampung
lagi. Sepanjang perjalanan air mata ini terus berjatuhan. Badanku tiba-tiba
terasa lemas. Di seberang jalan terlihat sesosok pria terkapar berlumuran
darah. Di samping pria itu juga terdapat seorang wanita. Itu Dicky dan Candy.
“Mut, lu harus sabar ya!” ucap Azriel. Langsung ku berlari ke Dicky. ku peluk
Dicky dengan erat, ku pandangi wajah yang telah penuh dengan cairan merah.
“Dicky bangun!!! Jangan tinggalin aku! Aku udah cukup sakit dengan putusnya
hubungan kita! Jangan tinggalin aku! Ku mohon buka matamu!” mohonku. “Mut, baju
lu jadi kotor tuh! Ayo kita ke kelas! Biar guru yang ngurusin ini semua.” Ajak
Azriel. “Aku nggak mau ninggalin Dicky sendirian. Aku pengen nemenin dia. Dicky
banguuuunnnnnnnnn.”
Semua mata tertuju padaku. Ku
rasakan ada yang menyentuh pipiku. “Mut, ma … ma … afin aku ya!” ucap Dicky
terbata-bata. “Aku udah maafin kamu! Please jangan ninggalin aku! Aku nggak mau
kamu pergi. Aku cinta kamu. Aku saying kamu.” Ucapku. Air mata ini terus saja
mengalir dan berjatuhan ke muka Dicky. dicky menghapus air mata ini dengan
tangannya. “Maafin aku! Hari yang seharusnya adalah hari yang paling terindah
untuk kita harus ku hancurkan. Aku menyesal udah menduakan kamu dengan Candy.
Ini semua karma untukku. Ini kado untuk satu tahun kita.” Ucap Dicky sembari
memberikan sebuah kalung bertuliskan DIMUT. “Makasih buat kadonya. Please,
hiduplah untukku! Kita bangun lagi hubungan ini.” Pintaku. “Ini karmaku, ajal
sudah menjemputku. Aku tutup hidupku dengan sia-sia. Selamat jalan Marmut. I
LOVE YOU” mata itu mulai tertutup. Suaranya sudah melemah. “Dicky!!! bangun . .
. bangun…! Aku mohon! Buka matamu, jangan tinggalin aku.” Teriakku. Aku tidak
bisa menerima kenyataan jika separuh dari hidupku harus pergi untuk selamanya.
“Rasakan itu, Dick! Itu karma untukmu. Yakinlah, hukum alam masih berlaku” ucap
Azriel bermuka licik.
0 komentar:
Posting Komentar