Jumat, 08 Maret 2013

Cerpen 'Karma'




            Malam itu susah sekali mata ini ku pejamkan. Tidak tau mengapa saat itu hatiku sangat berdebar-debar. Aku ingin sekali cepat-cepat sang rembulan digantikan oleh matahari yang bersinar. Siapa yang tidak senang jika menjalin cinta sudah mencapai 1 tahun? Itulah yang kurasakan karena esok adalah 1st  year Anniversary aku dengan pacarku. Dia adalah Dicky Muhammad Prasetya. Cowok berbehel yang sudah mengunci cintaku untuknya selama satu tahun ini. Kado sudah ku siapkan sebelum seminggu hari H. Aku berharap dia suka dengan gadget bergambar Stitch kesukaannya. Susah sekali aku mencari kado special itu. Aku harus menyisihkan sebagian uang jajanku untuknya. Tiiiiitttt,,,,,,,,  mobilephone ku berbunyi. Ada satu pesan masuk. Ternyata pesan itu dari kekasihku, Dicky. hatiku dagdigdug saat akan membuka sms darinya. Apa ya is isms itu. Akankah ucapan Happy 1st Year Anniversary kita jadian. Karena saat ini pukul 00.01. berarti hari ini sudah tanggal 10 Oktober 2012 dan tepat 1 tahun jadianku dengan Dicky. ku buka sms dari DIcky. DDEEGGGG,,,, hatiku hancur membaca sms dari Dicky.


From : Behel Honey
Maaf Es, kita udah nggak bisa ngelanjutin hubungan kita. Mungkin cukup sampai disini aja. kita putus. Gue juga mau ngucapin  1st Year Anniversary. Thanx buat semuanya. Dicky :*

            Butir mutiara jatuh dari mataku. Apakah ini benar terjadi? Ataukah ini hanya mimpi? Dicky, kenapa kamu tega sama aku. Aku mencoba sms dia. Berharap ini semua hanyalah leluconnya. 1 menit, 2 menit, 5 menit, hingga 30 menit tak ada satu sms masuk. Kenapa Dicky? aku coba untuk menelponya dan hasilnya nihil. Nomernya tidak aktif. Ya Allah, inikah hadiah atas 1 tahun hubunganku dengan Dicky.

ESOK HARI
            Ku susuri jalan dengan mata mengeluarkan air mata. Aku masih belum bisa menerima keputusan ini. Kenapa hari yang seharusnya berarti untukku harus bertolak belakang dengan keinginanku. Harus pada siapa ku memberikan kado ini. Saat ku menyusuri jalan, aku terheran orang yang berada di ujung jalan. Aku melihat sesosok pria yang sangat ku kenali. Itu Dicky. tapi, ada sesesorang yang membonceng. Siapa wanita yang dibonceng olehnya? Itu Candy sahabatku. Ada hubungan apa Candy dan Dicky? mengapa mereka bercanda tawa dengan mesra. Harusnya aku yang dibonceng di sana. Ku percepat jalanku menuju sekolah. Aku ingin tahu tentang ini semu?

KELAS
            “Esti, Happy 1st Year Anniversary yaa!! Tambah langgeng deh,” teriak sahabatku Zella. “Dicky, mutusin hubungan ini semalem. Tadi aku juga liat Dicky boncengan sama Candy” Ucapku menangis. “Apa?? Putuss??? Dan Candy?? Ini nggak mungkin terjadi! Candy sahabat kita, nggak mungkin kalian putus gara-gara Candy.” Ucap Zella tak percaya. “Tapi tadi aku liat sendiri pake mataku, kalau mereka itu boncengan! Apa kurang jelas semua ini. “ bentakku. “Yang bener Es,! Keterlaluan Candy, pacar sahabat sendiri direbut.” amarah Zella keluar. “Percuma gue udah susah payah nyari IPad gambar Stitch. Pasti dia lebih senang dengan pacarnya sekarang dari pada kado pemberian dari aku.” Sedihku. “Lu harus tegar ya Es! Gue yakin, hukum alam pasti bakal balas mereka jauh lebih sakit dari pada ini.” Zella menyemangatiku. “Thanx ya Zel! Kamu emang sahabat yang bisa ngertiin perasaan ku sekarang. Aku nggak tau harus cerita ke siapa lagi kalau bukan ke kamu.”
            Saat aku dan Zella sedang mengobrol, “Estiiiii,,,,, ! gawat banget. DIcky” ucap temanku terengah-engah. “Dicky kenapa Boy??” tanyaku. “Dicky sama Candy kecelakaan.??”
            BRRRRUUUKKKK…. Seketika kado yang tadi ku pegang terjatuh. “Apaa??? Astagfirulloh!! Sekarang mereka di mana??” tanyaku panic. “Mereka sekarang masih di depan sekolah! Guru-guru masih manggil ambulance. Mendingan lu sekarang ke sana.”
            Aku langsung berlari ke depan sekolah. Tuhan sangat tidak adil padaku. Aku sudah cukup sakit dengan putus sama Dicky. dan mengapa sekarang Tuhan harus member cobaan yang lebih padaku?? Aku tak mau jika harus kehilangan orang yang sangat aku cintai dan sayangi. Ya Tuhan, janganlah engkau mengambil malaikatku. Air mata ini tak bisa ku tampung lagi. Sepanjang perjalanan air mata ini terus berjatuhan. Badanku tiba-tiba terasa lemas. Di seberang jalan terlihat sesosok pria terkapar berlumuran darah. Di samping pria itu juga terdapat seorang wanita. Itu Dicky dan Candy. “Mut, lu harus sabar ya!” ucap Azriel. Langsung ku berlari ke Dicky. ku peluk Dicky dengan erat, ku pandangi wajah yang telah penuh dengan cairan merah. “Dicky bangun!!! Jangan tinggalin aku! Aku udah cukup sakit dengan putusnya hubungan kita! Jangan tinggalin aku! Ku mohon buka matamu!” mohonku. “Mut, baju lu jadi kotor tuh! Ayo kita ke kelas! Biar guru yang ngurusin ini semua.” Ajak Azriel. “Aku nggak mau ninggalin Dicky sendirian. Aku pengen nemenin dia. Dicky banguuuunnnnnnnnn.”
            Semua mata tertuju padaku. Ku rasakan ada yang menyentuh pipiku. “Mut, ma … ma … afin aku ya!” ucap Dicky terbata-bata. “Aku udah maafin kamu! Please jangan ninggalin aku! Aku nggak mau kamu pergi. Aku cinta kamu. Aku saying kamu.” Ucapku. Air mata ini terus saja mengalir dan berjatuhan ke muka Dicky. dicky menghapus air mata ini dengan tangannya. “Maafin aku! Hari yang seharusnya adalah hari yang paling terindah untuk kita harus ku hancurkan. Aku menyesal udah menduakan kamu dengan Candy. Ini semua karma untukku. Ini kado untuk satu tahun kita.” Ucap Dicky sembari memberikan sebuah kalung bertuliskan DIMUT. “Makasih buat kadonya. Please, hiduplah untukku! Kita bangun lagi hubungan ini.” Pintaku. “Ini karmaku, ajal sudah menjemputku. Aku tutup hidupku dengan sia-sia. Selamat jalan Marmut. I LOVE YOU” mata itu mulai tertutup. Suaranya sudah melemah. “Dicky!!! bangun . . . bangun…! Aku mohon! Buka matamu, jangan tinggalin aku.” Teriakku. Aku tidak bisa menerima kenyataan jika separuh dari hidupku harus pergi untuk selamanya. “Rasakan itu, Dick! Itu karma untukmu. Yakinlah, hukum alam masih berlaku” ucap Azriel bermuka licik.

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar