Wah, pagi ini burung berkicau
riang. Sepertinya mereka bahagia, sama seperti aku yang hari ini begitu bahagia
karena akan memasuki sekolah baruku. Tapi aku juga sedikit takut, aku takut
nantinya aku akan dijaili oleh kakak-kakak seniorku sewaktu MOS. Hmm,
semoga saja tidak. Oyah, kenalkan nama aku Esti, aku anak dari bapak Raden dan
Ibu Boyadi. Kalian tahu siapa kedua orang tua ku itu?? Mereka adalah orang yang
cukup ternama di Indonesia, karena ayahku memiliki sejumlah pabrik minyak
terbesar di Indonesia, sementara bundaku adalah pemilik toko bunga yang cukup
ternama di Jakarta. Hebat bukan ayah dan bundaku ?? Yah, mereka sangat hebat.
Aku sangat bangga pada mereka. Oyah aku memiliki seorang adik laki-laki yang
sangat jail, namanya Roma, ia baru duduk dikelas 3 sekolah dasar. Eh,
kurasa perkenalan kita sudah cukup, aku mau turun dulu kebawah menemui kedua
orang tua dan adikku yang mungkin tengah sarapan. Bye...
“Pagi ayah, bunda” sapaku sambil
tersenyum riang.
“Hahaha… kak Esti kaya badut euy.
Hahaha tambah jelek aja, kak” ledek Roma, ketika melihatku memakai pita dari
tali rafia yang berjumlah 10 pita melekat dirambutku dan kalung dari permen
berbagai jenis yang ditengah-tengahnya terdapat roti bantal yang berukuran
sedang, serta memegang topi perbentuk kerucut yang terbuat dari karton.
“Biarin, namanya juga MOS. Ntar
kamu juga bakalan kaya gini kalo MOS. Wllleekk” balasku sambil menjulurkan
lidahku kehadapannya.
“Aduh, sudah-sudah jangan pada
ledek-ledekan dimakan dulu sarapannya. Nanti kalian pada telat loh” Bunda
menasehati kami, akupun langsung melahap roti yang sudah tersedia diatas meja
makan.
“Ayah, bunda. Pagi ini aku
berangkatnya naik angkutan umum aja ya”
“Loh kok gitu ??” tanya ayahku
bingung.
“Lah, ayahkan tahu Esti nggak suka
bawa mobil kalo baru masuk sekolah ntar diledekin dan dibilang pamer” ujarku
lalu meminum segelas susu.
“Ya sudah, kalo gitu ayah anter
aja yah ??”
“Nggak usah ayah, Esti naik
angkutan umum aja. Pamit berangkat dulu ya ayah, bunda” pamitku buru-buru
menyalami tangan kedua orang tuaku.
***
Di halte bis, aku sudah menunggu
sekitar 5 menit. Tapi tak ada bis yang muncul. Aku mulai gelisah, kulihat jam
di pergelangan tanganku sudah menunjukkan pukul 06.50 wib. Itu berarti sepuluh
menit lagi lonceng disekolahku akan berbunyi. Aku semakin gelisah dan trus
memperhatikan kendaraan yang berlalu lalang. Tak lama, sebuah motor Ninja Putih
seolah melaju kearahku, sepertinya hendak menghampiriku. Ternyata benar, motor
itu hendak menghampiriku.
Saat pemilik motor itu membuka
kaca helmnya, WOW wajahnya tampak sangat tampan bak seorang pangeran dari
negeri dongeng.
“Hei, kamu anak SMA HARAPAN BAKTI
kan ?? ayo naik, kamu ikut aku aja. Aku juga siswa disana kok” tawarnya dengan
lembut, aku masih tak percaya. Hari gini ada pangeran tampan yang baik hati dan
lembut serta ramah, “Hmmm tipe pria idaman wanita” gumamku dalam hati.
“Hei, nggak mau yah nebeng bareng
aku ??”
“Ha ?? iya-iyah aku mau” ucapku
gelagapan dan langsung naik ke atas motornya. Aku yang tak mengenalnya, belum
berani melinggarkan tanganku kepinggangnya, sehingga aku duduk sedikit menjarak
dari punggungnya.
***
Saat ia memberhentikan motornya
tepat di area parkir sekolah, akupun langsung turun dari motornya. Ia pun
melepaskan helmnya, dan kini ia tampak semakin gagah dan berkarisma.
“Thanks yah udah mau nebengin aku”
“Yupss, no problem. Oyah, aku Adit”
ia mengulurkan tangannya dengan sopan.
“Esti” ucapku sembari membalas
uluran tangannya.
“Yuk, kita masuk. MOS sebentar
lagi akan dimulai” ajaknya sambil memegang tanganku, aku pun terheran melihat
sikapnya yang benar-benar telah menganggapku teman dekatnya.
***
“Bagiku, indahnya hidup tidak
terletak pada seberapa banyak orang mengenalku. Tapi, seberapa
banyak aku mendapatkan senyuman dari orang yang aku sayangi. Dan aku akan
selalu berusaha membuatmu tersenyum, berusaha mengubah tangismu menjadi
senyuman, mengubah luamu menjadi kenangan, dan mengubah gelapmu menjadi terang.
Karna kau yang terindah. Disini, di hati kecilku”
“Teddy, kamu tau nggak. Hari ini
adalah hari yang paling menyenangkan buat aku. Karena dihari pertama MOS aku
nggak dijailin, malah aku dilindungi sama pangeran berninja putih. Hehe, dia
juga loh yang udah nganterin aku ke sekolah hari ini, dan dia juga janji mau
nganterin aku ke sekolah besok. Namanya Adit, dia ganteng banget banget banget
pokoknya bangetnya seribu kali deh. Oyah teddy selain ganteng, baik dan ramah.
Ternyata dia itu ketua OSIS loh, makanya dia bisa ngelindungin aku waktu MOS,
saat aku mau dijailin sama kakak kelas cewek yang gayanya selangit itu. Hahaha,
teddy, kayanya aku jatuh cinta deh sama Adit, pangeran berninja putihku. Haha”
ceritaku panjang lebar pada boneka teddy bear yang cukup besar yang selalu
setia menemani tidurku.
Boneka itu adalah boneka pemberian
terakhir dari eyang buyudku saat aku ulang tahun di usiaku yang ke-11 tahun.
Aku sangat sayang sama eyang buyudku, aku selalu memeluk boneka teddy bear itu
setiap malam dengan erat, karena dengan begitu aku merasa selalu dekat dengan
eyang buyudku. Dan boneka teddy bear itu juga sudah jadi sahabat matiku, karena
boneka teddy bear yang biasa aku panggil teddy itu, selalu setia
mendengar ocehan dari cerita-cerita panjangku yang terkadang sangat garing dan
tidak jelas. Hehe.
***
Pagi ini aku berangkat sekolah
dengan pangeran berninja putihku, yups Adit menjemputku langsung didepan rumah,
Adit tahu alamat rumahku, kerena kemarin dia juga yang mengantarkan aku pulang.
***
Tak terasa sudah hampir setahun
aku dekat dengan Adit, dan sudah hampir setahun pula lah Adit selalu setia
mengantar dan menjemputku, hingga mobil pribadi yang dibelikan oleh ayahku pun
tak pernah aku pakai untuk kesekolah. Tak tahu mengapa, aku dan Adit memang
sangat akrab, kami sangat dekat. Bahkan Adit lebih dekat denganku dibandingkan
dengan teman-teman lamanya yang pada umumnya laki-laki, mungkin hal ini karena
kami selalu nyambung jika mengobrol.
Kedekatan ku dengan Adit, membuat
rasa cintaku yang memang telah tumbuh sejak aku mengenalnya semakin kuat dan
dalam. Aku ingin kedekatanku ini lebih dari seorang sahabat dengannya. Yah, aku
ingin menjadi pacarnya. Namun aku ragu, apa Adit juga memiliki rasa yang sama
denganku ? kalau dilihat dari perhatian dan kasih sayang yang diberikan Adit
padaku, aku yakin Adit memiliki rasa yang sama denganku. Keyakinan itulah yang
membuatku rela menunggu Adit untuk menyatakan cintanya. Aku sangat berharap,
lusa disaat hari ulang tahunku Adit menyatakan persaannya padaku.
“Adit, besok aku mau beli
bahan-bahan buat ultah aku lusa nih. Kamu mau nemenin nggak ??” tanyaku via
telephone genggam pada Adit.
“Aduh, Es. Kayanya nggak bisa nih.
Aku lagi ada urusan penting. Nggak papa kan ???”
“Urusan penting apa ??”
“Ada deh, ntar kalo urusannya udah
kelar, aku ceritain deh sama kamu. Mrs.bawel” ledeknya lalu dibarengi suara
tawanya yang khas ku dengar di telepon.
“Uuhh, main rahasia-rahasiaan yah
?? ngambek ahh” ucapku manja padanya.
“Haha, ngambek aja. Nggak peduli
cop. Eh udah dulu yah, ada urusan penting nih. Bye” Adit mematikan telephone ku
begitu saja.
“Uuuh, Adit ada urusan penting
apaan sih sampai nggak mau nemenin aku ??” keluhku dihadapan boneka teddy bear
kesayanganku.
“Atau mungkin, Adit sedang
menyiapkan kado special buat ulang tahunku ?? wah, semoga aja dia nembak aku
beneran deh. Amin ya Allah” fikirku berharap dan membuat bibirku tersenyum
simpul.
***
Hari ini adalah hari ulang
tahunku, aku begitu sibuk bersama kedua orang tuaku untuk menyiapkan pesta
ulang tahunku nanti malam. Kalau tentang undangan, aku sudah membagikannya
kepada teman-teman SMA ku dua hari lalu, termasuk pada Adit. Hari ini aku
menyuruh Adit datang kerumahku untuk membantuku mempersiapkan acara ulang
tahunku, dan Adit berjanji akan datang.
“Dit, kamu kok lama banget
nyampainya ??” tanya ku via Telpon.
“Maaf-maaf nih mau jalan, sabar
yah Mrs.bawel”
Setelah 20 menit
menunggu, akhirnya Adit datang juga, aku langsung menyambutnya dengan senyum
bahagia.
“Es, sebenarnya aku datang ke sini
selain mau bantuin kamu. Aku juga mau cerita sesuatu loh” ucapnya saat aku dan
dia sedang memasang balon-balon di sudut ruangan yang akan menjadi tempat acara
ulang tahunku.
“Cerita apa ?? Eh, entar aja yah
ceritanya aku mau ngambil gaun aku dulu nih, di butik. Kamu aku tinggal nggak
papakan ??” tanyaku padanya, yah aku juga baru ingat kalau gaun yang akan ku
pakai untuk pesta nanti malam belum sempat aku ambil.
“Yah, baru juga datang. Masa aku
ditinggal” keluhnya.
“Udah nggak papa, kan ada Roma
kak” sambung adikku tiba-tiba saja muncul dihadapan kami berdua.
“Bentar kok, Dit. Rom, kamu
temenin kak Adit di sini yah”
“Siip kak” ucap Roma sambil hormat
seperti sedang upacara bendera. Akupun pergi sendirian meninggalkan Adit dan Roma.
***
Pesta ulang tahunku akan segera
dimulai, namun Adit tak kunjung datang. Aku semakin gelisah menunggu
kedatangannya. Akhirnya di saat acara tiup lilin Adit datang.
“Adit” ucapku melihat ke arahnya
yang masih di ambang pintu sementara lilin yang menyala di atas cake ulang tahunku
sudah ku padamkan terlebih dahulu. Adit langsung menghampiriku.
“Maaf yah aku telat” bisiknya di
daun telingaku.
“Iyah nggak apa” balasku.
“Ini buat kamu” Adit memberikan
sebuah kado berukuran sedang yang terbungkus kertas kado warna pink dengan pita
merah.
Semua orang bertepuk tangan lalu
menyenyikan lagu potong kue. Aku pun memeotong kue ulang tahunku. Potongan
pertama aku berikan kepada Bundaku, lalu potongan kedua kepada ayahku, potongan
ketiga kepada Roma yang sepertinya sudah mengharapkan kue dariku. Dan potongan
kue special terakhir aku berikan kepada Adit, saat kue itu ku berikan kepada Adit
kulihat raut wajah tak menyangka di wajahnya. Aku pun berbicara pelan “Kue
untuk persahabatan kita” walau sebenarnya hatiku berkata “Ini kue buat cowok
yang paling aku cintai”.
Setelah acara
ulang tahunku selesai tepat pukul 22.00 WIB. Semua tamu yang hadirpun
berpamitan untuk pulang. Hingga tinggallah Adit dan aku di teras depan.
“Esti, maaf yah tadi aku telat.
Oyah ada sesuatu yang mau aku bicarain ke kamu” ucap Adit.
“Iyah nggak apa. Sesuatu apa ?
ngomong aja” ucapku dan berharap sesuatu yang dimaksud Adit adalah tentang
persaan Adit terhadapku.
“Hmm, besok aja deh aku
ngomongnya. Besokkan libur, pagi jam 9 aku jemput kamu yah”
“Trus besok kamu mau bawa aku
kemana ??”
“Ada deh, pokoknya tempatnya
special.”
“Emang mau ngomong apa sih ?? kok
nggak sekarang aja ??”
“Besok aja deh, biar lebih asyik.
Ya udah aku pulang dulu yah” Adit pun berpamitan denganku. Setelah Adit lepas
dari pandanganku, akupun berjalan mesuk ke dalam rumah.
Malam ini rasanya
hatiku cenat cenut, resah dan sangat gelisah. Aku berusaha menabak-nebak apa
yang ingin dikatakan oleh Adit tadi. ‘Apakah ia ingin menembakku ?? jika
iya, mengapa tak bicara langsung mala m ini ? aku kan mengharapkan ungkapan
cinta itu malam ini sebagai kado sepecial. Hmm, apa mungkin ia akan
mengungkapkannya di tempat special ?? jika ia, dimana yah ??’ Ucapku pelan
sambil berbicara pada boneka teddy baer kesayanganku. “Oh iya, aku lupa !! aku
kan ingin membuka kado dari Adit !!” lanjutku tersentak dari semua khayalan dan
pertanyaan-pertanyaan yang tak pasti itu. aku segera bangkit dari ranjangku
menuju ruang pesta ulangtahunku untuk mengambil kado dari Adit.
Perlahan dengan
sobekan-sobekan yang rapi akhirnya kado sederhana dari pangeran berninja
putihku terbuka juga. ‘WOW’ gumamku pelan, setelah melihat isi kado
yang sederhana namun sangat manakjubkan. Isinya sehelai sapu tangan yang
dipinggirnya terdapat tulisan Adit ♥ Esti sungguh tulisan ini
membuat jantungku berdegup lebih kencang. Aku langsung mencium sapu tangan itu,
dan merebahkan tubuhku diatas kasur sambil tersenyum mebayangkan wajah Adit.
***
“WOW !! tempatnya indah banget !!”
ucapku sangat terpesona dengan keindahan tempat dimana aku berdiri saat ini.
Aku tak menyangka kalau Adit akan membawaku ke tempat yang sangan indah dan
seromantis ini. Perbukitan dengan aliran sungai kecil di pinggirnya, pepohonan
yang masih rindang dan suasana yang jauh dari polusi. Sungguh sangat indah.
“Kamu mau ngomong apa sih, Dit ??”
tanyaku penasaran.
“Hehe, lebih tepatnya sih bukan
ngomong tapi cerita”
“Mau cerita apa ?? eh tunggu dulu.
Aku mau nanya, kamu kok bisa sih kepikiran ngasih kado ini ke aku ??” tanyaku
sambil memperlihatkan saputangan yang diberikan Adit sebagai kado ulang
tahunku.
“Wah, kamu bawa sapu tangannya ?? Haha
brarti kamu suka dong sama sapu tangannya ??”
“Suka banget. Eh jawab dong kamu
dapat ide dari mana ngasih aku kado ini ?? Dan kenapa pake tulisan Adit love Esti
segala ??”
“Hahaha, dasar Mrs.bawel. Nanya
nya bertubi-tubi”
“Hehe… maaf deh, jawab dulu atuh”
“Gini yah Mrs.bawel, sebenarnya
aku ngasih kado itu atas saran dari pacar aku. Dan tulisan Adit Love Esti itu,
menandakan persahabatan kita”
Penjelasan Adit membuat aku kaget,
pacar ? sejak kapan Adit memiliki pacar ? tanda persahabatan ? berarti hingga
saat ini Adit hanya menganggapku sahabat ?, sungguh kenyataan ini membuat
dadaku sesak. Rasanya air mata ini ingin keluar namun aku tak mampu menangis
dihadapannya.
“Pacar ?? sejak kapan kamu punya
pacar ?? kok nggak pernah cerita ??” tanyaku berusaha menutupi hatiku yang
mungkin tlah tak berbentuk.
“Yah, gimana mau cerita. Kamunya
sibuk mulu. Sebenarnya aku ngajak kamu kesini ini mau cerita sama kamu, kalo
kemarin aku telat ke pesta ultah kamu karena ngajakin Auryn ketempat ini, trus
di tempat ini aku nembak Auryn. Kamu tahu apa ?? aku diterima loh sama dia !!
kami resmi jadian dehh, makanya aku telat, karena mesti ngatar Auryn pulang
dulu, sebenarnya sih aku mau ngajak Auryn sekalian ke pesta kamu, tapi dianya
ada urusan juga.” Cerita Adit panjang lebar dengan antusias sepertinya Adit
memang sangat bahagia telah memiliki kekasih. Dan hal ini yang membuat dadaku
semakin sesak.
“Oowh, Auryn itu anak mana siih ??
Kamu kok nggak pernah cerita kalo suka sama dia ??”
“Lah, masa kamu nggak kenal Auryn
sih ? Dia kan kelasnya sebelahan sama kamu ?? Aduh, makanya Mrs.bawel bergaul
dong bergaul. Haha”
“Yee… kok malah ngeledek sih, trus
kamu kok nggak pernah cerita kalo suka dia ??”
“Yaah, sebenarnya aku mau cerita.
Tapi waktunya nggak tepat mulu. Tau nggak sebenarnya aku suka dia sejak masa
MOS, nah akhirnya sekarang jadian juga. Senengnya.”
“Selamat deh. Eh, anterin aku
pulang dong”
“Kok pulang ?? Aku mau cerita
banyak nih sama kamu tentang Auryn.”
“Aku ada urusan”
“Yah, ya udah deh”
***
‘Kenapa Adit ?? kenapa kamu nggak
pernah bilang kalo kamu suka sama cewek lain ?? kamu jahat Adit !! kamu jahat
!! kamu udah buat rasa dihati aku tertanam kuat untuk mencintai kamu, namun
kamu malah pergi dengan wanita lain !! Adit jahat !!!’ keluh ku bercampur
kesal sambil memandangi Foto aku saat bersama dengan Adit.
‘Ahhh !!!! bukan Adit yang jahat Esti
!!! tapi kamu yang bodoh !! kamu bodoh !! bodoh !!’ bentakku menyalahkan
diriku sendiri.
Patah hati, itulah yang kini ku
rasakan, sakit dan sangat sakit. Semua harapanku kini benar-benar sirna.
Setelah tahu ternyata Adit hanya menganggapku sahabat dan tak pernah
mencintaiku lebih dari itu.
Dreettt dreeett….
Hpku bergetar, tertanda ADIT CALLING.
“Hallo. Kenapa, Dit??” tanyaku
sambil menghapus air mataku dengan sedikit isak tangis.
“Es, kamu nangis ?? kenapa ??”
tanya Adit yang mungkin tahu kalau disebrang sini aku sedang menangis.
“Nggak kok, Dit. Aku nggak nangis.
Cuma lagi flu aja, hehe. Ada apa nih nelpon ??”
“Oowh, cepat sembuh yah. Aku Cuma
mau bilang kayanya aku udah nggak bisa pergi bareng kamu lagi deh ke sekolah,
karena aku harus jemput pacar aku dulu, Auryn.”
“Oowh, iya-iya nggak apa kok aku
ngerti. Hehe selamat berpacaran… haha” ucapku berusaha tertawa meski sebenarnya
hatiku menangis terisak-isak.
“Thanks yah, bye” Aditpun
mematikan telponnya.
***
Tersadar
dari mimpi
Yang
hampir bawaku terbang jauh
Ku
terjatuh dari semua angan-angan semu
Sakit
memang yang kurasa saat ini
Namun
inilah kenyataan yang harus ku hadapi
Kau
tercipta bukan untukku
Menangis
mengenang semua yang indah
Tertawa
haru ketika ku ingat semua kebodohanku selama ini…
Mencintai
bayangan semu ??
Hahaha
bodohnya aku
Sempat
berharap bayangan semu ini berubah menjadi nyata..
Kini,
ku kan hapus semua
Semua
tentang rasaku untuk Mu, Adit…
‘Esti, cowok di dunia ini banyak
!! mati satu tumbuh seribu !! semangat semangat semangat !! kamu pasti bisa
dapetin yang lebih dari Adit !!’ nasehatku pada diriku sendiri. Hingga
akhirnya malam itu aku tertidur tanpa mimpi. Meski aku belum tahu bagaimana
cara menghapus rasa ini, namun aku yakin cepat atau lambat rasa ini akan
terhapus.
0 komentar:
Posting Komentar